Jumat, 29 November 2013

APA ITU KEBAHAGIAAN?

Para pembaca yang berbahagia, tidak diragukan lagi bahwa setiap insan pasti mendambakan (pada dirinya) kebahagiaan hidup atau kehidupan yang baik. Namun pandangan masing-masing orang tentang kebahagiaan hidup itu berbeda-beda. Sebagian orang ada yang memandang bahwa ukuran kebahagiaan adalah keberhasilan dalam meraih dunia dengan segala kelezatan hidupnya. Padahal tidaklah demikian hakikatnya.
Para pembaca yang berbahagia, tidak diragukan lagi bahwa setiap insan pasti mendambakan (pada dirinya) kebahagiaan hidup atau kehidupan yang baik.
Namun pandangan masing-masing orang tentang kebahagiaan hidup itu berbeda-beda. Sebagian orang ada yang memandang bahwa ukuran kebahagiaan adalah keberhasilan dalam meraih dunia dengan segala kelezatan hidupnya. Padahal tidaklah demikian hakikatnya. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya):
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). ” [Ali ‘Imran: 14] Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya):
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). ” [Ar-Ra’d: 26]
Inilah segolongan manusia yang sempit akal dan pandangannya. Mereka merasa heran dan kagum dengan kehidupan dunia dan mencukupkan semangat dirinya terhadap kehidupan dunia. Keadaan mereka yang seperti ini disebabkan oleh:
1. Tidak ada pada dirinya keimanan kepada akhirat.
2. Atau beriman kepada akhirat namun tersibukkan dirinya dengan urusan dunia.
Sehingga kehidupannya adalah kehidupan yang rugi dan celaka, walaupun ia diberikan kemudahan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala untuk meraih harta, perhiasan dan berbagai kelezatan dunia, namun hakikatnya dia sedang mengalami istidraj (keleluasaan) dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Kemudian ia akan mengalami kerugian yang abadi.
Sebagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala (artinya):
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. ” [At-Taubah: 55]
Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan tentang ayat di atas: “Janganlah kamu tertipu terhadap harta benda dan anak-anak (yang Allah berikan kepada) orang kafir di kehidupan dunia, hanya saja Allah menghendaki yang demikian, agar Dia mengadzab mereka di akhirat kelak. ” Inilah yang dinamakan dengan istidraj. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya):
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. ” [Al Mu’minun: 55-56] Allah Subhanallahu wa Ta’ala memberikan dunia kepada siapa saja yang Allah cintai dan yang tidak Allah cintai. Namun, tidaklah Allah memberikan agama ini, kecuali kepada siapa yang Allah Subhanallahu wa Ta’ala cintai. Sebesar apapun seseorang diberikan kekayaan dunia, niscaya lambat laun ia yang akan meninggalkan dunia atau dunia yang akan meninggalkannya.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. ” [Al Hadid: 20]
Mencari dunia terkait dengan kebutuhan hidup adalah sesuatu yang mulia jika dilakukan dalam rangka membantunya untuk taat kepada Allah. Karena dunia adalah ladang beramal untuk kehidupan di akhirat. Hanya saja, sikap yang tercela adalah menjadikan semangatnya yang tinggi untuk meraih dunia. Sehingga tidaklah ia mengarahkan pandangannya kecuali kepada dunia. Tidak peduli darimana ia mendapatkan harta dengan cara yang halal ataukah haram? Dialah sahabat dunia, yang telah menjadikan dunia sebagai tujuan utama dan semangat yang tinggi untuk mendapatkannya, dengan persangkaan bahwa dengannya akan tercapai kebahagiaan hidup. Adapula yang memandang bahwa kebahagiaan hidup hanya bisa diraih dengan iman dan amal shalih dengan tetap mencari apa yang dibutuhkan dalam kehidupan dunia ini. Mereka mengatakan dalam doanya: “Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan lindungilah kami dari adzab neraka. ” Mereka menggabungkan dalam doa mereka agar Allah memberikan kepada mereka kebaikan di dunia dan akhirat. Merekalah orang-orang yang akan mendapatkan kebahagiaan hidup. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya):
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ” [An Nahl: 97] Barangsiapa yang beramal shalih baik dari kalangan laki-laki atau perempuan dalam keadaan iman, maka Allah akan memberikan kepadanya kebahagiaaan hidup. Di dunia ia merasakan kebahagiaan hidup diatas iman, hatinya tenang, lapang dan senang. Mereka hidup dalam keadaan berzikir kepada Allah, merasakan kenikmatan dalam beribadah kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Kemudian di akhirat, Allah Subhanallahu wa Ta’ala akan memasukkan mereka ke dalam surga dan merasakan kelezatan di dalamnya, merasakan kenikmatan abadi yang tidak akan pernah terputus selama-lamanya. Tidak merasakan di dalamnya rasa sakit, takut kepada musuh, tidak ada perasaan gelisah yang menghantuinya, tidak ada dalam hatinya penyakit-penyakit hati, tidak akan pernah merasakan kematian dan sebagainya. Demikianlah ahlul jannah (penduduk surga), mereka merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki.
Ibnu Taimiyah berkata: “Kebaikan, kebahagiaan, kesempurnaan, dan kedamaian, akan tercapai dengan dua hal: ilmu yang bermanfaat, dan amalan shalih. ” (Majmu’ Al-Fatawa, 19/169) Apabila engkau ingin merasakan kebahagiaan hidup, maka wajib bagimu untuk beramal shalih selama hidupmu. Carilah dunia yang akan membantumu untuk memperoleh akhirat. Carilah dunia secukupnya sekedar membantumu taat kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Tips Meraih Ketenangan Hati
Melihat realita yang ada, beberapa orang yang notabene merupakan orang-orang yang terbilang sukses dalam dunianya dan memiliki kedudukan di mata publik, mereka menjadi pasien rohani di beberapa pondok pesantren. Kerasnya roda kehidupan dan jauhnya diri dari norma Islam yang benar, telah membuat hati mereka kering, sesak, risau, dan selalu didera rasa takut. Mereka tidak merasakan ketenangan hati dan seakan seperti terkucilkan dari pergaulan, sehingga membuat mereka stress, dan bahkan sampai membawa kepada perbuatan yang dilarang oleh agama yaitu bunuh diri. Demikianlah, wahai pembaca, kenyataan yang cukup memilukan. Oleh karena itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang mengalami musibah ini, kami nukilkan disini beberapa tips yang sangat mudah untuk diamalkan dalam meraih ketenangan hati. Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menjelaskan dalam kitabnya “Al-Wasa`il Al-Mufidah lil Hayat As-Sa’idah”:
“Sesungguhnya kelapangan, ketenangan dan kegembiraan hati serta jauhnya hati dari perasaan sedih serta gundah gulana merupakan diantara sebab yang akan mengantarkan seseorang untuk meraih kebahagian hidup. ”
“Sedangkan sebab terbesar untuk meraih kebahagiaan hidup adalah keimanan dan amalan shalih. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya):
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ” [An Nahl: 97] (Lihat Al-Wasa`il Al-Mufidah lil Hayat As-Sa’idah, hal. 4) Allah Subhanallahu wa Ta’ala telah memberikan kabar gembira dan janji mulia kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih berupa kebahagiaan hidup. Di dunia berupa ketenangan hati dan ketentraman jiwa serta anugerah dalam bentuk rezeki yang halal dari arah yang tidak disangka-sangka. Di akhirat dia akan mendapatkan kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata, dan belum pernah terdengar oleh telinga serta belum pernah terbetik dalam hati seorang hamba, yaitu kenikmatan surga.
Dua hal pokok yaitu iman dan amalan shalih merupakan sebab terbesar untuk meraih kebahagiaan hidup. Karena seorang yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang benar, akan membuahkan amalan yang shalih, yang akan memperbaiki hati, akhlak, dan kehidupannya di dunia dan di akhirat. Beberapa hal yang perlu diamalkan dalam meraih ketenangan hati, disamping yang telah disebutkan di atas, adalah:
1. Memperbanyak dzikir kepada Allah.
2. Menyebut-nyebut kenikmatan yang Allah karuniakan dengan lisannya.
3. Mengambil pelajaran dari kondisi orang yang di bawahnya dalam hal kenikmatan.
4. Berbuat baik kepada sesama makhluk dengan ucapan, perbuatan dan segala macam kebaikan.
5. Berkonsentrasi dalam melakukan amalan yang dilakukan pada hari ini dan jangan terlalu memikirkan (risau) terhadap waktu yang akan datang serta tidak boleh bersedih dari waktu yang telah berlalu.
6. Berusaha untuk menolak sebab-sebab yang mendatangkan kesedihan, gundah-gulana dan yang semacamnya dengan cara melupakan segala pengalaman pahit yang pernah terjadi.
7. Banyak berdoa kepada Allah agar diringankan segalal beban dunia dan diperbaiki segala urusan.
8. Menyandarkan hati hanya kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya. Untuk lebih rincinya, silakan membaca kitab Al-Wasail Al-Mufidah lil Hayat As-Saidah karya Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Wallahu Ta’ala A’lam.
APA ITU ISLAM?
SEUMUR hidup, kita mungkin sudah memeluk agama Islam. Tapi ketika kita ditanya tentang apa itu Islam, mungkin kita juga agak sulit mendefinisikannya. Jawabannya mungkin, Islam ya Islam, agama yang kita anut.
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah semata).
Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti “seorang yang tunduk kepada Allah”, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Aspek Kebahasaan
Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti ‘Menyelamatkan’ misal teks ‘Assalamu Alaikum’ yang berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya. Islam/Islaman adalah Masdar/Kata benda sebagai bahasa penunjuk dari Fi’il/Kata kerja yaitu ‘Aslama’ = Telah Selamat (Past Tense) dan ‘Yuslimu’ = Menyelamatkan (Past Continous Tense).
Kata triliteral semitik ‘S-L-M’ menurunkan beberapa istilah terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan Muslim. Kesemuanya berakar dari kata Salam yang berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari bahasa Arab Aslama, yang bermakna “untuk menerima, menyerah atau tunduk” dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan.
Aspek Kemanusiaan
Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan diri kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam…”.
Ayat lain menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai “agama”): “…Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.
Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin (“dua kalimat persaksian”), yaitu “asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah” – yang berarti “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah”. Esensinya adalah prinsip keesaan Tuhan dan pengakuan terhadap kenabian Muhammad. Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, ia dapat dianggap telah menjadi seorang muslim dalam status sebagai mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad sebagai Nabi terakhir setelah diutusnya Nabi Isa 6 abad sebelumnya. Agama Islam mempercayai bahwa al-Qur’an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang fundamental. Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai penerus dan pembaharu kepercayaan monoteistik yang diturunkan kepada Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi oleh Tuhan yang sama. Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen belakangan setelah kepergian para nabinya telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks dalam kitab suci, memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.
Umat Islam juga meyakini al-Qur’an yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril adalah sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Di dalam al-Qur’an Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur’an hingga akhir zaman.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an, umat Islam juga diwajibkan untuk beriman dan meyakini kebenaran kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur’an (Zabur, Taurat, Injil dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu sebelum Muhammad. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur’an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur’an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Umat Islam meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah satu agama yang sama (tauhid | satu Tuhan yang sama), dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni) yang menjadikannya seorang muslim. Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur’an, penganut Yahudi dan Kristen sering direferensikan sebagai Ahli Kitab atau orang-orang yang diberi kitab.

TINJAUAN KEBENARAN ISLAM

Lazimnya, kita beragama cuma ikut orang tua sahaja. Kita tak fikir apa agama itu benar atau salah.

Jika kita lahir di timur dar...i keluarga islam, maka kita islam.
Jika kita lahir di barat dari keluarga christian, maka kita christian.
Jika kita lahir di Himalaya dari keluarga budha, maka kita jadi bhisksu.

19 keyakinan, meski yakin sangat dengan seyakin-yakinnya, maka tetap lah tak bermakna ada 19 Tuhan,tetap Tuhan cm 1 !

1 Tuhan bmakna 1 Agama yg sebenar,macam mana kita boleh tahu sebuah agama benar???

Jadi, dalam soalan ini kita TIDAK BICARA TENTANG KEYAKINAN, tapi kita paparkan BUKTI KEBENARAN.

Jika Islam Benar, apa buktinya?
Jika Christian Benar, apa buktinya?

Untok membuktikan sebuah agama benar, maka tak boleh ditengok dari kesalahan ummatnya, kerana ummat tetaplah manusia yg tak sempurna.

Jika di negeri muslim ramai orang miskin yg beragama islam, maka itu tak bererti islam buruk, kerana di philipin yg miskin sangat agamanya ialah katholik.

Jika di negeri muslim ramai pesalah/penjahat di lokap/penjara yg beragama islam, maka tak bererti islam buruk, kerana di brazil, venezuela, mexico, argentina yg menjadi pesalah/napi di lokap ialah beragama christian atau katholik.

Pembuktian sebuah agama benar pun tak boleh ditengok dari pendapat orang, kerana lain orang lain fikiran, & ada ramai pendapat orang dimuka bumi ini yg satu sama lain berbeza.

Pembuktian sebuah agama benar kena dilihat dari kitabnya, jika memang kitab itu dari Tuhan, maka TAK BOLEH ada kesalahan sesikit apapun.

Mari kita sama buktikan 2 hal sahaja:
1. Bukti nyata Qur'an ialah mukjizat terbesar & sepanjang masa
2. Bukti nyata alkitab christian ramai kesalahan soalan ajaran & ayatnya

Ramai dalam Qur'an disebut Taurot & Injil yg kena kita imani, tapi Taurot & Injil itu sudah tak suci lagi, maknanya, ayat yg betul itu ramai, tapi yg salah pun ramai sangat, jumlahnya menjumpai RIBUAN KESALAHAN.

Dan, ramai pulak ajaran dalam alkitab christian yg tak diketahui, disembunyikan, tak dilaksanakan, diingkari & bahkan diejek pulak oleh ummat christian sendiri.
------------------------------
Salah satu ajaran yg hilang itu ialah MENYEMBAH ALLAH SAHAJA.
Padahal, jelas sangat tertulis jika Nabi Isa AS itu minta semua orang menyembah ALLAH shaja.

Dalam Qur'an pun dijelaskan jika Nabi Isa pun cuma menyembah pada ALLAH sahaja:

Qs.3 Ali Imran:51. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah
jalan yang lurus".

Qs.43 Zukhruf:64. Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah
jalan yang lurus.

Nabi Isa AS tak pernah minta orang untok menyembah dirinya. Nabi Isa AS tak pernah mengaku sebagai ALLAH. Para paderi, paderi besar & paus sekalipun mengakui jika tak ada 1 ayat pun kat alkitab christian dari Jesus yg berkata: Sembahlah aku sahaja, akulah Tuhan Allah-mu.

Tapi, jika mereka tanya pada kita, adakah perintah dalam Qur'an untok menyembah pada ALLAH sahaja??? Tentu kita dengan bangga boleh menunjukkan ramai ayat tentang menyembah harus cuma pada ALLAH sahaja.

Sy tak asal cakap sahaja dari hati, tapi smua kena ada bukti, dan bukti terkuat ialah kitab.

Mari kita tengok sekejap... ^_^

Matius 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, ALLAHmu, dan HANYA KEPADA DIA SAHAJALAH ENGKAU BERBAKTI!"

Jelas sangat, Jesus berkata: ENGKAU HARUS MENYEMBAH ALLAH, DAN HANYA KEPADA DIA SAHAJA ENGKAU BERBAKTI.

Jika memang Jesus Tuhan, pasti dia cakap: ENGKAU HARUS MENYEMBAHKU, KERANA AKULAH ALLAH & HANYA KEPADAKU SAHAJA ENGKAU BERBAKTI... tapi Jesus tak cakap macam ini.

Apa ummat christian nak ingkari ayat kat kitabnya sendiri?

Ayat lain...
Lukas 4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, ALLAHmu, dan HANYA KEPADA DIA SAHAJALAH ENGKAU BERBAKTI!"

Apa ayat ni macam 3 Tuhan dalam 1??? Tidak!
SEMBAHLAH ALLAH, Dan HANYA KEPADANYA LAH ENGKAU BERBAKTI!

Bukti lain...
Ayat ini ialah yg paling utama dari semua ayat dalam "Injil"
Ayat ini mengalahkan semua ayat kat alkitab christian.

Markus 12:28. Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "HUKUM MANAKAH YANG PALING UTAMA?"
12:29 Jawab Yesus:“Hukum TERUTAMA ialah: Dengar, hai orang israel, tuhan Allah KITA,Tuhan itu ESA.

Jelas sangat, Jesus berkata: Tuhan ALLAH itu ESA.
Apa itu nampak macam Tuhan itu 3 tapi 1?

Nabi Isa pun berkata: Tuhan Allah KITA!
Maknanya ialah: Tuhan mu & Tuhan ku... Nabi Isa pun ber-Tuhan...
Nabi Isa bukan Tuhan... Jika memang Nabi Isa itu Tuhan, tentu ia cakap:
Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah ialah aku, Tuhan itu 3 tapi 1.

Tapi Nabi Isa tak cakap macam tu... ^_^

Ucapan Nabi Isa ini sama dengan ucapan Nabi Musa:
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israil: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!

Apa ini bermakna Nabi Musa AS itu Tuhan? Tidak!

Bukti lain...
Matius 37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Yesaya 45:6 Supaya orang tau dari terbit matahari sampai terbenamnya, jika tidak ada yg lain di luar Aku. Akulah TUHAN & tidak ada yg lain.

Yesaya 43:10 "…jika Aku tetap Dia.Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, & sesudah Aku tidak akan ada lagi.”,

Jadi,,, setelah ALLAH, tidak ada Tuhan lain dibentuk atau lahir atau datang..

Nabi Isa menolak disebut baik, maknanya Nabi Isa pun merasa berdosa, ini bukan sy yg cakap, tapi kitab yg tulis:
Markus 10:17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.

Dan ayat diatas pun bermakna Nabi Isa menolak disebut ALLAH.

Ada paderi yg cakap jika Nabi Isa itu ialah Anak Allah, padahal, gelaran anak Allah itu tak cuma untok Nabi Isa sahaja, ada ramai anak Allah lain kat alkitab christian.

Nabi Daud anak sulung Allah
Mazmur 89:27-28 Diapun akan berseru kepada-Ku: 'Bapaku Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.' Akupun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi.

Efraim anak sulung Allah
Yeremia 31:9 Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.

Nabi Yakub anak sulung Allah
Keluaran 4:22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;

Sesungguhnya, masih ramai BUKTI ayat soalan ini, tapi untok BUKTI diatas cukuplah untok orang berfikir. Dan dalam berfikir pun kena guna AKAL, ramai paderi cakap jika iman itu percaya dahulu, tapi Nabi Isa pun menyuruh agar gunakan AKAL dalam menyembah ALLAH.

Markus 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap HATIMU dan dengan segenap JIWAMU dan dengan segenap AKAL budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Matius 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap HATIMU dan dengan segenap JIWAMU dan dengan segenap AKAL budimu.

Lukas 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap HATIMU dan dengan segenap JIWAMU dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap AKAL budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Jadi, ada baiknya lelaki dari ummat christian berhenti menyembah Jesus & Roh Kudus, dan tukar menyembah ALLAH sahaja.

Dan ada baiknya ummat christiani bersyahadat:
Tidak ada Tuhan Selain ALLAH
Isa Rasulullah... ^_^

Dan juga ada baiknya jika ber-wudhu sebelum masok gereja...
Bersunat seperti Nabi Ibrahim, Ismail, Ishak, Yohanes, Jesus & Paulus..
Tak payah malu kerana Nabi Ibrahim pun bersunat ketika sudah tua.. ^_^
Membuka kasut & alas kaki sebelum masok gereja...
Bersujud seperti Jesus sujud & Nabi Ibrahim, Musa, Daud, dan lainnya...
Menghadap Kiblat seperti para Nabi terdahulu...
Berdo'a hanya kepada ALLAH sahaja... bukan kepada Jesus...
Bertahajud seperti Jesus bertahajud...
Dan ada baiknya pulak Gereja itu dirubah arahnya menghadap kiblat...

Yohanes 14:15. "Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku.

Dan berbahagialah kita sebagai muslim kerana kita lah yg mengamalkan semua itu, Qur'an telah memurnikan ajaran-ajaran yg telah hilang & tak dilaksanakan oleh ummat terdahulu yang ingkar pada kitabnya sendiri.

Page ini dibuat untok ummat muslim sahaja dengan tujuan:
1. Melindungi ummat dari Missionaries Christian

2. Menguatkan Islam & akidah dengan bukti nyata Kitab-kitab yg ada.

3. Boleh melawan missionaries kafir yg cuba menarik dengan budaya, fikiran, busana, media massa agar anak Islam menjadi kafir.... See More

4. Memutuskan hujjah para Pluralism, Liberalism yg mengatakan semua agama sama, semua agama baik, semua agama boleh masok surga.

5. Kebangkitan Islam, kerana Islam tak kan bangkit selama ummatnya masih tak yakin Islam & tak dapat buktikan islam sebagai satu-satunya agama sebenar

6. Dapat juga jika nak diguna untok membela diri saat ummat christian menyerang kita, kerana jika kita cakap:

Hai ummat chritian, dilarang makan babi kerana tertulis dalam Qur'an ayat ini & itu, maka mereka tak nak ikut kerana mereka tak percaya pada Qur'an... Tapi jika kita cakap: Hai ummat christian, jangan makan babi kerana babi pun tertulis haram dalam Imamat 11:7 & Ulangan 14:8,,, maka apakah mereka nak khianati pulak kitab ditangan mereka sendiri?

Kena di ingat jika bukan kita yg menyerang mereka, tapi mereka lah yg menyerang kita sejak semula pertama dahulu kala melalui mass media & segala cara.

Mereka lah yg menghina Nabi kita sementara kita tak pernah menghina Nabi Isa AS, kerana Nabi Isa AS itu tetaplah salah satu dari Nabi Mulia dari Islam yg WAJIB diimani.

Hak kita untok membela saudara & akidah kita.

Jika ada ummat christiani yg tengok ni, maaf, jangan la marah pd sy, tapi marah lah pada alkitab yg ada ditangan awak sendiri. Sy cakap bukan dari hati, tapi selalunya ada BUKTI NYATA dari kitab daripada christian & Qur'an.

Jika menyembah hanya kepada ALLAH itu salah... mana BUKTInya?

Sukses itu Pilihan


Kau berharap sukses, namun enggan melangkah di jalan kesuksesan. Ingatlah, sesungguhnya kapal itu tidak akan berlayar di atas daratan

Apa keinginan dan harapan Anda saat ini? Setiap orang pasti mempunyai keinginan dan harapan. Ketika diajukan pertanyaan ini, tentu mereka memiliki jawaban sendiri-sendiri—terkadang sama dan kadang juga berbeda-beda. Yang pasti, setiap orang ingin sukses, serta semua keinginan dan harapannya tercapai.
Kita mungkin telah menetapkan suatu tujuan, tapi terkadang kita belum memulainya karena suatu alasan yang tak jelas. Padahal, kalau kita menginginkan sesuatu, maka kita harus berusaha untuk mewujudkannya. Tanpa berbuat apa-apa, kita bukanlah siapa-siapa. Penyair WS Rendra mengatakan, “Perjuangan adalah melaksanakan kata-kata.”
Untuk menuju kesuksesan, setidaknya ada dua hal yang harus dipenuhi. Pertama, harus melalui proses. Tidak ada kesuksesan yang instan di dunia ini. Kalau pun ada, biasanya tidak bersifat langgeng. Ada kaidah fikih yang mengatakan, “Perintah terhadap sesuatu berarti perintah juga terhadap segala wasilah-nya.”
Wasilah ini bisa berarti jalan-jalan, faktor-faktor, syarat-syarat, atau konsekuensi-konsekuensi yang harus ditempuh menuju kesuksesan. Artinya, perkara wajib yang tidak bisa sempurna (pelaksanaannya) kecuali dengan keberadaan sesuatu hal, maka hal tersebut hukumnya wajib pula.
Imam Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, “Berbuatlah untuk duniamu seolah-olah kau hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seolah-olah kau mati esok hari.” Intinya, hidup ini perlu per­juangan dan kesung­guhan. Tanpa ke­dua­nya, tidak ada yang namanya kesuksesan.
Namun begitu, kerja keras saja tidak cukup. Kita perlu dua kerja lainnya, yaitu kerja cerdas dan kerja ikhlas. Kerja keras kita butuhkan untuk menambah jumlah input energi yang lebih besar. Kerja cerdas adalah usaha untuk melakukan hal-hal melalui pertimbangan yang matang atau tidak asal-asalan. Sedangkan kerja ikhlas berfungsi untuk mengeluarkah segala unsur negatif lalu menggantinya dengan unsur positif.
Kedua, mengambil hikmah. Kegagalan merupakan kepastian atau konsekuensi usaha. Kegagalan pada hakikatnya tidak menentukan nasib kita berikutnya, tetapi apa yang kita usahakan setelah kegagalan itulah yang menentukan. Apakah kita menjadikan kegagalan itu sebagai pelajaran atau justru menyurutkan langkah kita.
Inilah yang bisa kita jadikan sebagai mesin penggerak atau motivasi. Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk beraksi. Sesuatu di sini bisa kebutuhan, ledakan emosi, atau dorongan tertentu. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan motivasi sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang—baik secara sadar atau tidak—untuk melakukan suatu tindakan.
Sebagaimana kita, hidup ini tidak selalu berisi hal-hal yang kita inginkan. Jika hanya termotivasi oleh hal-hal yang kita inginkan, lalu menjadi loyo oleh hal-hal yang tidak kita inginkan, maka langkah kita akan mudah ditekuk oleh realitas. Sedikit sekali kebaikan yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri, orang lain, dan hidup ini.
Jika kita memilih pikiran, sikap, dan tin­dakan yang    ­positif, maka pilih­an itu akan meng­akibat­kan hasil yang po­si­tif. Meski tidak semua kegagalan akan melahirkan keberhasilan, tetapi semua keberhasilan pasti dibangun dari kegagalan.
Inilah hikmah di balik kegagalan. Dale Carnegie, seorang motivator terkenal dari negeri Paman Sam, pernah berkata, “Orang berprestasi akan mendapatkan keuntungan dari kesalahannya dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda.”
Ketika melihat kesuksesan orang lain, kita menjadi iri hati. Karena kita pernah gagal dan tidak berani mencoba lagi, lalu terbesit dalam benak kita bahwa kemampuan melakukan hal-hal besar hanyalah milik orang tersebut. Inilah yang disebut mental takut sukses, yaitu perasaan yang mengajak kita untuk menghindari usaha setelah kita gagal.
Ini jangan sampai terjadi pada kita. Kalau pun itu sudah terjadi, jangan biarkan itu menjadi abadi atau berlangsung terlalu lama. Mengharap sesuatu tapi tidak berusaha meraihnya, bagaikan sebuah kapal yang berlayar di atas daratan. Tentu, kapal tersebut tidak akan pernah sampai pada tujuannya.