Jumat, 29 November 2013

Sukses itu Pilihan


Kau berharap sukses, namun enggan melangkah di jalan kesuksesan. Ingatlah, sesungguhnya kapal itu tidak akan berlayar di atas daratan

Apa keinginan dan harapan Anda saat ini? Setiap orang pasti mempunyai keinginan dan harapan. Ketika diajukan pertanyaan ini, tentu mereka memiliki jawaban sendiri-sendiri—terkadang sama dan kadang juga berbeda-beda. Yang pasti, setiap orang ingin sukses, serta semua keinginan dan harapannya tercapai.
Kita mungkin telah menetapkan suatu tujuan, tapi terkadang kita belum memulainya karena suatu alasan yang tak jelas. Padahal, kalau kita menginginkan sesuatu, maka kita harus berusaha untuk mewujudkannya. Tanpa berbuat apa-apa, kita bukanlah siapa-siapa. Penyair WS Rendra mengatakan, “Perjuangan adalah melaksanakan kata-kata.”
Untuk menuju kesuksesan, setidaknya ada dua hal yang harus dipenuhi. Pertama, harus melalui proses. Tidak ada kesuksesan yang instan di dunia ini. Kalau pun ada, biasanya tidak bersifat langgeng. Ada kaidah fikih yang mengatakan, “Perintah terhadap sesuatu berarti perintah juga terhadap segala wasilah-nya.”
Wasilah ini bisa berarti jalan-jalan, faktor-faktor, syarat-syarat, atau konsekuensi-konsekuensi yang harus ditempuh menuju kesuksesan. Artinya, perkara wajib yang tidak bisa sempurna (pelaksanaannya) kecuali dengan keberadaan sesuatu hal, maka hal tersebut hukumnya wajib pula.
Imam Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, “Berbuatlah untuk duniamu seolah-olah kau hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seolah-olah kau mati esok hari.” Intinya, hidup ini perlu per­juangan dan kesung­guhan. Tanpa ke­dua­nya, tidak ada yang namanya kesuksesan.
Namun begitu, kerja keras saja tidak cukup. Kita perlu dua kerja lainnya, yaitu kerja cerdas dan kerja ikhlas. Kerja keras kita butuhkan untuk menambah jumlah input energi yang lebih besar. Kerja cerdas adalah usaha untuk melakukan hal-hal melalui pertimbangan yang matang atau tidak asal-asalan. Sedangkan kerja ikhlas berfungsi untuk mengeluarkah segala unsur negatif lalu menggantinya dengan unsur positif.
Kedua, mengambil hikmah. Kegagalan merupakan kepastian atau konsekuensi usaha. Kegagalan pada hakikatnya tidak menentukan nasib kita berikutnya, tetapi apa yang kita usahakan setelah kegagalan itulah yang menentukan. Apakah kita menjadikan kegagalan itu sebagai pelajaran atau justru menyurutkan langkah kita.
Inilah yang bisa kita jadikan sebagai mesin penggerak atau motivasi. Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk beraksi. Sesuatu di sini bisa kebutuhan, ledakan emosi, atau dorongan tertentu. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan motivasi sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang—baik secara sadar atau tidak—untuk melakukan suatu tindakan.
Sebagaimana kita, hidup ini tidak selalu berisi hal-hal yang kita inginkan. Jika hanya termotivasi oleh hal-hal yang kita inginkan, lalu menjadi loyo oleh hal-hal yang tidak kita inginkan, maka langkah kita akan mudah ditekuk oleh realitas. Sedikit sekali kebaikan yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri, orang lain, dan hidup ini.
Jika kita memilih pikiran, sikap, dan tin­dakan yang    ­positif, maka pilih­an itu akan meng­akibat­kan hasil yang po­si­tif. Meski tidak semua kegagalan akan melahirkan keberhasilan, tetapi semua keberhasilan pasti dibangun dari kegagalan.
Inilah hikmah di balik kegagalan. Dale Carnegie, seorang motivator terkenal dari negeri Paman Sam, pernah berkata, “Orang berprestasi akan mendapatkan keuntungan dari kesalahannya dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda.”
Ketika melihat kesuksesan orang lain, kita menjadi iri hati. Karena kita pernah gagal dan tidak berani mencoba lagi, lalu terbesit dalam benak kita bahwa kemampuan melakukan hal-hal besar hanyalah milik orang tersebut. Inilah yang disebut mental takut sukses, yaitu perasaan yang mengajak kita untuk menghindari usaha setelah kita gagal.
Ini jangan sampai terjadi pada kita. Kalau pun itu sudah terjadi, jangan biarkan itu menjadi abadi atau berlangsung terlalu lama. Mengharap sesuatu tapi tidak berusaha meraihnya, bagaikan sebuah kapal yang berlayar di atas daratan. Tentu, kapal tersebut tidak akan pernah sampai pada tujuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar